Bagaimana terjadinya ikatan antara plastik (resin) dengan serat alam
Saat ini saya sedang menyusun penelitian untuk keperluan tesis saya yang bertema analisa mekanis dari komposit serat alam enceng gondok dengan resin epoxy sebagai matriknya.
pada percobaan yang pertama dengan harapan berhasil ternyata tidak terjadi ikatan pada serat enceng gondok yang saya ambil.
setelah itu saya sadar bahwa saya tidak menguasai ilmu dari dasarnya dan hanya mempraktekan sesuai di jurnal penelitian yang ada. dan hasilnya zonk, sedih nyaaaa....
karena itu saya mau mulai belajar dari awal lagi agar mengusai bidang ini. dimulai dari awal yaitu ikatan resin dengan serat alam. khususnya enceng gondok.
ketemu satu jurnal dari L BANOWATI yang berjudul Flexural Strength of Hybrid Mendong – C-glass/Epoxy Thermoseting Composites
sambil saya baca akan saya resume paper ini. hahaha.
poin nya di paper ini adalah menganalisa kekuatan composit alam dengan resin epoxy dengan penguat serat alam ( rumput medong ). karena dari penelitian yang sudah ada menunjukan bahwa komposit serat alam mempunyai dampak yang lebih kecil kepada alam dibanding serat sintetis.
dari sumber wikipedia
pada percobaan yang pertama dengan harapan berhasil ternyata tidak terjadi ikatan pada serat enceng gondok yang saya ambil.
setelah itu saya sadar bahwa saya tidak menguasai ilmu dari dasarnya dan hanya mempraktekan sesuai di jurnal penelitian yang ada. dan hasilnya zonk, sedih nyaaaa....
karena itu saya mau mulai belajar dari awal lagi agar mengusai bidang ini. dimulai dari awal yaitu ikatan resin dengan serat alam. khususnya enceng gondok.
pertama kita cari dulu penelitian yang ada yang menggunakan resin yang saya pakai.
Resin yang saya pakai adalah Resin Epoxy 174 dari Bakelite.ketemu satu jurnal dari L BANOWATI yang berjudul Flexural Strength of Hybrid Mendong – C-glass/Epoxy Thermoseting Composites
gambar tanaman mendong
sambil saya baca akan saya resume paper ini. hahaha.
poin nya di paper ini adalah menganalisa kekuatan composit alam dengan resin epoxy dengan penguat serat alam ( rumput medong ). karena dari penelitian yang sudah ada menunjukan bahwa komposit serat alam mempunyai dampak yang lebih kecil kepada alam dibanding serat sintetis.
dari sumber wikipedia
Serat sintetis adalah serat yang dibuat oleh manusia melalui sistesis kimia , berbeda dengan serat alami yang langsung berasal dari organisme hidup . Mereka adalah hasil penelitian yang luas oleh para ilmuwan untuk meningkatkan serat hewan dan tumbuhan yang terjadi secara alami. Secara umum, serat sintetis dibuat dengan mengentruksi bahan pembentuk serat melalui pemintal lalu membentuk serat. Ini disebut serat sintetis atau buatan. Serat sintetis dibuat oleh proses yang dikenal sebagai polimerisasi, yang melibatkan penggabungan monomer untuk membuat rantai panjang atau polimer.
Kelemahan utama dari komporit ini
adalah kompatibilitas yang buruk antara matriks polimer hidrofobik dan
serat hidrofilik. ( hidrofobisitas adalah sifat fisik dari
suatu molekul (disebut sebagai molekul hidrofobik) yang
tampaknya ditolak dari massa air (Sebenarnya, tidak ada kekuatan
tolakan yang terlibat, hal ini disebabkan karena tidak adanya daya tarik).
Sebaliknya, Hidrofilik merupakan senyawa yang tertarik pada air. ) Ini
mengarah pada pembentukan antarmuka lemah, yang menghasilkan sifat mekanik komposit
yang buruk. Perawatan alkali dari serat alami adalah salah satu perawatan
paling umum dari serat alami yang meningkatkan ikatan antarmuka antara serat
dan matriks.
ini yang menyebabkan kompositku gagal, asem,
lanjut.
Tujuan dari penelitian SDR Banowati adalah untuk mengembangkan kekuatan lentur dari mendong hybrid ̶ komposit termoseting Cglass / epoksi yang terdiri dari serat mendong dan C-glass sebagai penguat dan epoxy bakellite EPR 174 sebagai matriks. Di dalam
Penelitian, orientasi serat, seperti searah (0°), dua arah (0° / 90°) dan bidirectional (± 45 °) dipilih untuk membuat laminasi komposit hibrida.