JENIS-JENIS WIRELINE LOGGING











Jenis-Jenis Wireline Logging
















3.1.1.    
Log Caliper (CALI)





Log caliper merupakan alat untuk mengukur
diameter dan bentuk
lubang bor (Glover P.W.J,.2000) (Gambar 3.1).
Alat ini memiliki
2,4 atau lebih lengan
yang dapat bergerak masuk dan keluar dari lubang bor , dan gerakan ini diubah
menjadi sinyal listrik oleh alat potonsiometer. Satuan caliper adalah inch. Manfaat dari log caliper adalah
untuk:




1.       
Mengetahui
informasi litologi ( Tabel 3.3. dan Gambar 3.1.)













2.       
Sebagai indikator yang baik permeabilitas dan porositas (reservoir
rock
) dilihat dari keberadaan mudcake
berasosiasai dengan log gamma ray.


3.               
Mengetahui
ketebalan mudcake





4.       
Pengukuan volume lubang bor dalam liter permeter.




Tabel
3.3.
Faktor yang mempengaruhi pengukuran Caliper (Glover
P.W.J,.2000).




            Defleksi kurva log caliper sangat
sedikit terhadap perubahan dari diameter lubang bor yang sangat dipengaruhi
oleh faktor litologi. Pada lubang yang memiliki diameter yang sama terhadap
ukuran bit, disebut sebagai on gauge.
On gauge merupakan indikasi terhadap
teknik pengoboran yang baik. Sedangkan untuk diameter lubang bor yang lebih
besar dibandingkan dengan ukuran bit, disebut sebagai caving atau washed out (Gambar 3.1). Hal ini dapat terjadi pada lubang bor akibat dari bentukan terhadap
pipa pemboran atau hancur
terbawa akibat lumpur pemboran. Namun washed
out
juga mencerminkan akan jenis litologi terutama pada shale, batubara ataupun batulempung kaya
organik. Selain itu, log caliper dapat pula menunjukan ukuran yang lebih kecil
dibandingakan ukuran bit. Keadaan seperti ini disebut sebagai mudcake. Mudcake merupakan indikasi zona permeable, karena hanya lapisan
permeable yang dapat membentuk mudcake.





Gambar 3.1 Prinsip
kerja dan Respon log caliper terhadap bentuk dan ukuran lubang bor (Gover
P.W.J., 2000).





3.1.2.                          
Log Gamma Ray (GR)





Prinsip dasar perekaman log ini adalah
mengukur total radioaktivitas alami yang berasal dari formasi (Gover P.W.J.,
2000). Sifat radioaktif berasal dari pottasium 40 dan isotop dari seri
Uranium(U)-Radium dan Thorium(Th) yang secara alami
terus menerus memancarkan radiasi berenergi tinggi
sehingga sinar ini dapat menembus batuan, sinar ini dapat dideteksi oleh
detektor (biasanya jenis detektor scintillatoin)
yang dari setiap sinar yang terdeteksi alat
akan mengubahnya
menjadi pulsa satuan waktu. Skala dari GR log adalah API Unit (APIU). Satu APIU
sama 1/200 skala “Calibration Standard
(formasi batuan yang berisi U, Th,dan K dengan perbandingan tertentu yang
dibuat oleh “ The Americann Petroleum
Institute
” di Houston).


Respon log gamma
ray terhadap litologi
sangatlah dipengaruhi dari jenis
mineral pembawa ketiga unsur radioaktif tersebut seperti diantaranya mineral
pottasium feldspar, grub mika, galukonit. Secara umum mineral-mineral tersebut tersebar di semua jenis litologi baik dari batuan beku,
metamorf ataupun batuan sedimen. Pada batuan
sedimen, shale cenderung memantulkan radioaktif karena
batuan lempung/lanau cenderung memiliki materi yang radioaktif sedangkan clean sand atau batuan karbonatan yang
memiliki nilai GR log yang rendah karena kandungan pottasium
feldsfar, mika, galukonit atau air yang mengandung
uranium, kecuali pada batuan yang tekontaminasi abu vulkanik, granit wash, atau fluida dengan
pottasium(Gambar 3.2 dan Gambar 3.3).





Gambar 3.2. Defleksi log gamma ray pada
beberapa litologi (Dewan,1983).







Gambar
3.3
. Respon log gamma ray terhadap jenis litologi (Rider, 2000).



3.1.3.                                    
Log Resistivitas





Log resistivitas/tahanan jenis pada
prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu log induksi dan log
elektroda. Jenis log tahanan jenis yang banyak digunakan dalam eksplorasi
hidrokarbon adalah log induksi. Prinsip dasar kerja log ini adalah dengan
mengukur kemampuan jenis lapisan batuan untuk menghantarkan arus listrik.
Semakin besar daya hantar listrik suatu lapisan, maka nilai tahanan jenisnya
akan semakin kecil. Nilai tahanan jenis merupakan respon nilai porositas batuan
dan fluida yang mengisi pori-pori batuan tersebut. Butiran dan matriks batuan
tidak dapat menghantarkan arus listrik, sehingga jenis batuan yang memiliki porositas yang telah terisi oleh fluida
maka akan memiliki nilai
tahanan jenis yang tinggi dikarenakan jenis minyak ataupun gas cenderung nonkonduktif jika dibandingkan dengan
air. Sehingga log tahan jenis ini sangat senditi dalam
membedakan formasi yang mengandung fluida air ataupun hidrokarbon, nilai
porositas adan juga permeabilitas batuan.


Berikut jenis log yang umum digunakan dalam mengukur
resistiviti formasi yaitu:


a.     
Dual
Induction Log (DIL)


Tugas dari lInduction log ini adalah
mengukur konduktivitas batuan
pada lubang bor dan sangat cocok untuk fresh mud dan kontiktifitas
formasi yang tinggi dengan catatan log ini lebih akurat untuk lubang bor yang
kecil. Prinsip kerjanya sebuah kumparan pemancar yang memancarkan arus
bolak-balik berfrekuensi tinggi dengan konsatn menginduksikan arus sekunder
dalam formasi yang akan menghasilkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet
akan menghasilkan arus listrik pada kumparan, sehingga arus listrik yang
mengalir dalam alat induksi menghasilkan medan magnet di sekeliling sonde dan
mengalir secara tegak lurus terhadap suhu lubang bor yang nantinya akan di
terima oleh receiver (Gambar 3.4.)
.





Gambar
3.4
. Prinsip Kerja Alat Induksi (Harsosno, A.1997).



b.    
Dual
Lateral Log (DLL)


Prinsip kerja dari lateral log ini adalah memfokuskan arus
listrik secara lateral ke dalam
formasi dalam bentuk
lembran tipis yang dicapai dengan menggunakan arus pengawal (bucking current) yang fungsinya untuk
mengawal arus utama (measured current)
masuk kedalam formasi sedalam-dalamnya. Dengan mengukur tegangan listrik yang
diperlukan untuk menghasilkan arus listrik utama yang besarnya tetap,
resistivitas dapat dihitung dengan hukum Ohm, yang terdiri dari 2 bagian, satu
bagian mempunyai elektroda yang berjarak sedemikian rupa untuk memaksa arus
utama masuk sejauh mungkin kedalaman formasi dan mengukur LLd, resistivitas
leterolog dalam. Yang lain mempunyai elektroda berjarak sedemikian rupa
membiarkan lembar arus utama terbuka sedikit, dan mengukur LLS, resistivitas
laterolog dangkal. Hal ini tercapai karena
arus yang dipancarkan adalah arus bolak-balik dengan
frekuensi yang berbeda. Arus LLd menggunakan frekuensi 28 kHz,
sedangkan frekuensi arus LLS adalah 35 kHz. Kelebihan dari lateral log ini
adalah dapat beroperasi di salam salt mud,
dapat membedakan membedakan lapisan perlapisan dengan baik dan tidak tergantung
pada resistivity formasi disekitarnya.


c.     
Microlog
Sphericall Focused Log (MSFL)





Kemampuan deteksi log ini sangat dangkal, maka tahanan
jenis yang terekam adalah tahanan jenis zona terinvasi. Prinsipnya yaitu dengan
pengukuran terhadap resistivitas kerak-lumpur dan formasi yang berada sedikit
dibelakang kerak lumpur. Bantalan karet (rubber pad) mikrolog yang berisi 3
bush elektroda kecil di susun secara vertikal dengan jarak 1 inci, satu dengan
lainnya ditekan menempel dinding sumur. Dari elektroda-elektroda ini dihasilkan
kurva mikroinverse 1"x1" (R1"x1"), dan mikro normal 2"
(R2"). Dengan demikian perbedaan pembacaan antara 2 kurva mikrolog tsb
akan memberikan indikasi adanya kerak lumpur, dengan kata lain bila terdapat
kerak lumpur pasti telah terjadi rembesan filtrasi lumpur, jadi formasi
tersebut adalah permeabel (Harsosno, A.1997).





Gambar
3.5
. Hubungan Zona inversi di lubang bor dengan log Resistivity
(Rider, 2002).



3.1.4.                                    
Log Densitas


Log densitas merupakan peralatan logging
yang dirancang uantuk menentukan massa jenis
atau densitas batuan yang mnggunakan bahan radioaktif sinar
gamma dengan energi menengah seperti Cobalt-60 dan Cesium-137 (Asquith dan
Gibson, 1982). Log densitas merekam secara menerus nilai dari densitas total
formasi (Gambar 3.6.) yang diukur
dalam gram per sentimeter kubik (g/Cm3). Dengan mengetahui densitas batuan maka
prositas batuan dapat diketahui.
Disamping itu log densitas mempunyai kegunaan yang lain, yaitu : mendeteksi
lapisan yang mengandung gas, penentuan densitas hidrokarbon,
evalusi reservoir pasir serpih dan litologi yang kompak serta
identifikasi mineral-mineral evaporit (Schlumberger, 1972).





Gambar 3.6. Respon
log densitas terhadap
jenis litologi dan fluida yang mengisi formasi
(Rider, 2000).



Tinggi rendahnya harga densitas batuan
disamping dipengaruhi oleh porositas dan jenis kandungan yang ada di dalamnya,
juga dipengaruhi oleh kelompokan batuan dengan derajat kekompakan yang
bervariasi. Hal ini disebabkan karena kekompakan batuan akan dipengaruh
terhadap besarnya porositas, sehingga makin tinggi harga densitas batuan
menunjukan kekompakan batuan yang makin tinggi.


Beberapa alat yang
digunakan untuk log densitas yaitu :





1.       
Formation Density Compensated Tool (FDC)


Prinsip kerja FDC ini yaitu dengan memancarkan sumber
radioaktif gamma medium yang ditempatkan pada dinding lubang bor dan
memancarkan sinar gammannya ke dalam formasi. Pada saat sinar gamma menembus
formasi, maka partikel tersebut akan bertumbukan dengan elektron dalam formasi.
Pada tiap tumbukan sinar gamma akan kehilangan
enerinya tetapi tidak semuanya. Interaksi
antara partikel sinar gamma yang baru masuk dan elektron
di dalam formasi dinamakan sebagi hamburan Copton
(Copton scattering). Hamburan
sinar gamma yang mencapai dektektor dianggap sebagai indikasi formasi, maka
dari itu nilai log densitas ditentukan oleh densitas elektron (jumlah elektron per cm3)
formasi dihubungkan dengan densitas bulk sesungguhnya (ρ
b) dalam gr/cc,
yang besarnya bergantung pada massa jenis matrik batuan, porositas formasi dan
densitas fluida pengisi pori.


2.               
Litho Densitas Tool (LDT) or Photoelectric Faktor


Alat ini merupakan pengembangan baru dari FDC dan sebagai tambahan terhadap densitas standar, LDT
mengukur sifat batuan lain yang disebut photoelectric
absorption indek
(pe). Alat ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan FDC
misalnya detektor yang dipakai adalah lebih sensitif, stabiliasator tegangan
listrik untuk detektor terpasang langsung pada sistem elektronika detektor dan
sinar gamma yang dideteksi diukur
pada dua jendela tingkat tenaga
yang terpisah dimana
jendela tenaga-tinggi terdiri
dari informasi densitas saja, sedangkan jendela dengan tenaga-rendah berisi
informasi densitas dan fotolistrik juga. Kemudian apabila dibandingkan dengan
log gamma ray log ini mempunyai keunggulan dapat membedakan batupasir bersih
dan batugamping bersih.


3.1.5.                                    
Log Neutron


Log netron pada dasarnya merupakan log prorositas yang
mengukur ion hidrogen dalam satu formasi. Di dalam formasi yang bersih dimana
pori-porinya
terisi air atau minyak, log neutron mencerminkan banyaknya porositas
yang terisi cairan (liquid-filled
porosity
) (Schlumberger, 1972).





Gambar
3.8
. Respon log neutron terhadap karakter litologi dan fluida
(Rider, 2000).



Pancaran neutron yang berasal dari Americium atau Beryllium secara terus menerus akan mengakibatkan neutron
kehilangan sejumlah energinya. Karena atom hidrogen massanya hampir sama dengan
neutron, kehilangan energi maksimum terjadi ketika neutron bertumbukan dengan
atom hidrogen dalam formasi dengan proses tumbukan
tersebut seperti bola bilyard (biliard ball collisions). Hal ini terjadi
karena hidrogen dalam satu formasi terkonsentarikandalam
pori-pori yang terisi fluida, maka kehilangan energi dapat dikaitkan dengan
porositas formasi. Bila pori-pori batuan banyak terisi gas dari pada minyak
atau air, maka harga log neutron akan menunjukan defleksi yang lebih tinggi,
karena kosentarsi hidrogen dalm gas lebih sedikit dibanding air.


3.1.6.                                    
Log Spontaneous Pontensial (SP)


Prnsip dasar kerja log SP adalah dengan
mengukur beda potensial listrik antara dua elektroda yang dipermukaan (elektoda
tetap) dan pada formasi (elektroda bergerak) yang diukur dalm satuan milivol
(Harsono, 1997).


Defleksi kurva SP yang positif ataupun negatif tergantung
pada keragaman dari air mud filtrat (Rmf)
yang dikenal fresh dan air formasi (Rw) yang dikenal asin (Gover P.W.J.,
2000). Apabilia Rmf>Rw
maka defreksi kurva SP adalah
negatif (ke kiri), bila Rmf<Rw maka defleksi SP adalah positif (ke
kanan), sedangkan jika Rmf=Rw maka tidak terjadi defleksi. Formasi yang
impermiabel akan memperlihatkan kurva yang lurus saja karena tidak
terjadi percampuran Rmf dan
Rw, sebeb arus listrik searah akan terjadi bila ada beda keragaman. Dengan
berbagai kondisi batuan dan kandungan fluida yang ada di dalm batuan maka
Gambaran bentuk-bentuk kurva Sp adalah sebagai berikut (Gambar 3.9.) :


1.       
Pada lapisan serpih/lempung, kurva SP berbentuk garis lurus (shale base line)


2.       
Pada lapisan permeabel, mengandung air asin, defleksi kurva SP
akan berkembang negatif (ke arah kiri dari shale
base line
)


3.       
Pada lapisan permeabel, mengndung hidrokarbon, defleksi kurva
SP akan berkembang negatif.


4.       
Pada lapisan permeabel mengandung air tawar, defleksi kurva
SP akan berkembang positif (ke arah kanan dari shele base line).





Gambar 3.9. Respon log SP terhadap fluida
formasi dan jenis litologi (Gover P.W.J., 2000).



3.1.7.                                    
Log Sonik


Log sonik berfungsi untuk mengukur besarnya
cepat rambat geolombang elastik dalam batuan, yang diukur adalah
waktu tempuh interval
(interval transit time/t) gelombang suara yang merambat melalui
formasi dalam satuan sec/feet (schlumberger,1972). Waktu tempuh interval
tergantung pada jenis litologi dan porositasnya, sehingga bila litologinya sudah diketahui, maka tinggal
tergantung pada porositasnya. Karena cepat rambat gelombang elastik sebanding
dengan kerapatan batuan, maka alat ini akan sangat baiak untuk penentuan jenis
batuan dan porositas batuan. Keuntungan log ini untuk penentuan porositas
adalah tidak terpengaruhnya hasil perekaman terhadap variasi lubang bor.





Gambar 3.10.
Respon log sonik terhadap jenis litologi dan fluida (Rider, 2000).



Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi pembacaan log sonik yaitu :





1.       
Zona badhole





Pada
zona badhole, pembacaan tools log sonik dapat menyebabkan nilai interval
transit time menjadi lebih besar.


2.       
Zona hidrokarbon





Pada
formasi yang kompak (tight) pengaruh keberadaan hidrokarbon dapat diabaikan.
Namun pada formasi yang memiliki porositas yang tinggi, keberadaan hidrokarbon
akan mengakibatkan nilai interval transit time akan menjadi lebih besar
(hydrocarbon effect) (Asquith dan Gibson, 1982).


3.       
Zona shale





Adanya
kandungan lempung dalam suatu batuan akan mengakibatkan pembacaan log sonik
menjadi lebih besar.