Petroleum Sistem Cekungan Jawa Barat Utara




Petroleum Sistem Cekungan Jawa Barat
Utara






Cekungan Jawa Barat Utara memiliki
cadangan hidrokarbon yang baik, tentunya didukung oleh adanya petroleum system yang menjadikan
cekungan ini sangat potensial. Petroleum
system
cekungan ini diantaranya :




2.5.1.  
Batuan Induk (Source Rock)





Pada Cekungan Jawa Barat Utara terdapat tiga tipe utama batuan induk yaitu
lacustrine shale (oil prone), fluvio deltaic
coal
dan fluvio deltaic
shale
(bacterial gas). Studi geokimia yang
dilakukan menunjukan bahwa fluvio deltaic
coal
dan shale dari Formasi
Talang Akar memberikan peran utama dalam pembentukan hidrokarbon pada sistem
Cekungan Jawa Barat Utara. Shale Formasi
Talang akar memiliki kandungan TOC sekitar 0,5 – 2% . Lacustrine shale dari Formasi
Jatibarang ekuivelen juga menjadi penyuplai hidrokarbon terutama pada Sub-
cekungan Jatibarang. Terkhusus pada Sub-cekungan Jatibarang yang merupakan horst graben system terdapat beberapa depresi
yang menjadi active local kitchen
yang menyuplai hidrokarbon pada sub-cekungan ini.


a.      Lacustrine Shale



Lacustrine Shale terbentuk pada periode syn-rift dan
berkembang dalam dua macam fasies yang kaya akan material organik. Fasies
pertama adalah yang berkembang selama Initial-rift
fill
. Fasies ini berkembang pada Formasi Banuwati dan ekuivalen Formasi
Jatibarang sebagai lacustrine clastic dan
material vulkanik klastik (Nobel et al.,1997). Fasies kedua adalah fasies yang
terbentuk selama periode akhir syn-rift yang
berkembang pada bagian Formasi
Talang Akar. Pada formasi ini batuan induk dicirikan
oleh batuan klastik
nonmarine yang merupakan interbedde batupasir dan lacustrine shele.


b.       Fluvio Deltaic Coal



Batuan induk ini dihasilkan dari ekuivalen Formasi Talang
akar yang di deposisikan selama post rift sag. Fasies ini dicirikan oleh coal bearing sediment yang terbentuk pada sistem fluvial pada Oligosen Akhir. Batuan
induk tipe ini menghasilkan minyak dan juga gas (Noble dkk.,1997).


c.       
Marine Lacustrine



Batuan induk ini dihasilkan oleh Formasi Parigi dan Formasi
Cisubuh. Batuan induk ini dicirikan oleh proses methanogenic bacteria yang menyebabkan degradasi pada material
organik pada lingkungan laut.





2.5.2.  
Jalur Migrasi (Migration
Route
)





Migrasi hidrokarbon secara garis besar
dikelompokan menjadi dua jenis yaitu migrasi primer, migrasi sekunder. Migrasi
primer adalah keluarnya minyak dan gas bumi dari batuan induk yang telah matang
dan masuk ke dalam reservoir melalui lapisan penyalur. Migrasi sekunder adalah
pergerakan minyak dan gas bumi dari lapisan penyalur menuju trap/perangkap hidrokarbon. Migrasi
hidrokarbon dari batuan induk menuju batuan reservoir pada dasarnya terjadi
secara vertikal dan lateral. Migrasi vertikal terjadi melalui zona-zona kekar
dan sesar secara langsung dari batuan induk ke batuan reservoir, sedangkan
migrasi lateral terjadi melalui
permeabilitas matrik seperti
batupasir ataupun batugamping yang porous. Pada Cekungan Jawa Barat Utara, lapisan penyalur yang
menjadi agen migrasi lateral lebih banyak berupa batupasir Formasi Talang Akar yang
menyuplai hidrokarbon pada Tinggian vulakanik
Jatibarang ataupun celah batupasir yang mempunyai
arah utara-selatan Anggota
“Masive” ataupun “Main”. Sedangkan sesar menjadi saluran
utama untuk migrasi vertikal yang mentrasportasikan hidrokarbon bersamaan
dengan periode tektonik aktif dan pergerakan sesar (Noble dkk., 1997).





Gambar 2. 12. Hydrocarbon Play Cekungan
Jawa Barat Utara.




2.5.3.  
Batuan Reservoir (Reservoir)


Batuan reservoir merupakan batuan yang
berfungsi sebagai wadah tempat terakumulasinya hidrokarbon. Batuan reservoir
umumnya dicirikan oleh batuan yang memiliki porositas yang baik, baik itu
porositas primer ataupun porositas sekunder yang nantinya merupakan rongga yang
akan terisi oleh hidrokarbon. Pada Cekungan Jawa Barat Utara ini umumnya batuan
yang diidentifikasi sebagai reservoir merupakan batupasir Formasi Talang Akar,
batugamping Formasi
Parigi, batugamping Formasi Baturaja dan batuan vulkanik Formasi
Jatibarang. Pada Formasi Baturaja, batugamping mempunyai porositas yang baik
yang memungkinkan tempat menghasilkan akumulasi endapan yang besar pada daerah penelitian. Timbunan pasokan
sedimen dan laju sedimentasi yang tinggi pada daerah shelf, diidentifikasikan dari clinoforms
yang menunjukan adanaya progradasi. Pasokan sedimen ini disebabkan oleh
perpaduan ketidaksabilan tektonik yang merupakan akibat dari subsidance yang terus menerus pada
daerah forelend dari lempeng Sunda.
Pertambahan yang cepat dalam sedimen
klastik dan laju subsidance yeng terus menerus pada
Miosen Awal diinterpetasikan sebagai akibat dari perhentian deposisi
batugamping Baturaja.








2.5.4.   Tipe Cebakan (Trap)


Tipe cebakan pada Cekungan Jawa Barat
Utara merupakan perangkap kombinasi antara cebakan struktur dan cebakan
stratigrafi. Tipe cebakan di Cekungan Jawa Barat Utara secara keseluruhan
memiliki kemiripan seperti dome
anticlinal
dan cebakan berupa sesar-sesar turun ataupun cebakan struktur
berupa tinggian suatu batuan dasar atau batuan vulkanik yang mengalami
pensesaran secara intensif. Sedangkan cebakan stratigrafi dapat ditemukan
seperti cebakan reef dan unit batupasir yang onlap menutupi Tinggian batuan dasar.
 





2.5.5.    
Batuan penutup (Seal Rock)


Pada Cekungan Jawa Barat Utara hampir
semua formasi memiliki potensi sebagai lapisan penutup
yang efektif termasuk
di dalamnya intraformational seal. Lapisan batuan untuk dapat bertindak sebagai
penutup harusnya memilik
ikemampuan untuk kedap terhadap fluida. Adapun lapisan
batuan yang memiliki kriteria tersebut berupa shale Formasi Cisubuh, batugamping tight, dan shale Formasi
Talang Akar sebagai intraformational
seal.