Sejarah Geologi Daerah Paningkaban dan Sekitarnya, Kecamatan Gumelar, Ajibarang dan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.










Sejarah Geologi Daerah Paningkaban dan Sekitarnya, Kecamatan Gumelar,
Ajibarang dan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. 














Data-data geologi primer dan sekunder berupa data lapangan, ciri-ciri
litologi, umur dan lingkungan pengendapan satuan batuan, pola struktur geologi
dan mekanisme pembentukannya ditambah dengan hasil interpretasi dan penafsiran
yang ada, pada akhirnya dapat menghasilkan suatu sintesis geologi yang
menggambarkan sejarah geologi pada suatu kerangka ruang dan waktu yang
berkesinambungan. Sintesis data geologi untuk menyusun sejarah geologi daerah
penelitian juga memperhitungkan sejarah geologi regional yang telah tersusun
oleh peneliti-peneliti terdahulu.




Berdasarkan data lapangan, hasil analisa laboratorium, interpretasi,
serta tinjauan dari berbagai literatur, maka dapat diceritakan mengenai
runtutan sejarah geologi daerah penelitian
(Gambar 4.10). Runtutan
tersebut berawal dari aktivitas vulkanisme yang berada pada fasies distal
(Bogie & Mackenzie, 1998) dengan litologi penciri fasies ini berupa batupasir
tuffan, dan konglomerat. Matinya aktivitas vulkanisme pada Miosen akhir-Pliosen
awal (N17 – N19) ditandai dengan terbentuknya batugamping Karangpucung, hingga
pada akhirnya (Resen) pada lokasi yang berbeda menumpang di atasnya secara
tidak selaras endapan Kuarter. Dari jenis litologi, umur dan lingkungan
pengendapan batuan maka dapat diasumsikan sejarah geologi di daerah penelitian
sebagai berikut:


Awalnya aktivitas vulkanik pada kala Oligosen – Miosen Awal (Asikin, et
al, 1992) menghasilkan batuan-batuan produk gunungapi meliputi andesit intrusif
dan lava andesitik yang merupakan feeder
dari suatu gunungapi purba, breksi monomik dengan sisipan breksi
polimik/laharik, serta batupasir kerikilan.


Kala Miosen Tengah – Miosen Akhir (N14-N18) diendapkan satuan batuan
Formasi Halang
yang memiliki struktur menjari antara anggota batupasir, breksi, batu
lempung, napal dan tuff. Tetapi yang mendominasi pada formasi ini adalah
perselingan batupasir, batulempung, napal dan tuf dengan sisipan breksi dengan
di pengaruhi oleh arus turbid dan pelengserah bawah air laut (Suprafan lobes). Formasi ini hampir
mendominasi seluruh wilayah penelitian. Bersamaan dengan pengendapan satuan
batuan Formasi Halang terendapan kembali batuan breksi vulkanik Formasi Kumbang
dengan sumber material berasal dari Gunung Kumbang yang berada pada Barat
daerah penelitian dengan fragmen andesitik dengan matriks berupa batupasir
tuffan di pengaruhi oleh arus turbid dan pelengserah bawah air laut (Suprafan lobes). Pada kedua Formasi ini
diendapkan pada lingkungan pengendapan bathyal atas-bathyal (282 m - 627, 9 m).
Pada kala ini juga diasumsikan terjadi pada
Awal Miosen Akhir yang dimulai dengan
adanya deformasi tegasan utama (compress)
yang relatif berarah Timurlaut – Baratdaya, membentuk struktur geologi awal
berupa lipatan antiklin Banyumas 1, lipatan sinklin Banyumas 1, dan lipatan
antiklin Banyumas 2.


Kala Miosen
Akhir – Pliosen Awal (N16-N19) diendapkan satuan batuan Formasi Tapak dengan
litologi batupasir bersisipan napal dan breksi. Pada formasi ini terdapat
cangkang moluska, dengan penyebaran permukaan di bagian selatan daerah
telitian. Kemudian diendapkan kembali batugamping Karangpucung yang memiliki
stratigrafi beda fasies dengan satuan batuan Formasi Tapak


Paragenesa
struktur geologi pada daerah penelitian
dilanjutkan dengan keterbentukan stuktur
sesar yang relatif berarah Timurlaut – Baratdaya, dan keterbentukan jenis sesar
mengiri yang relatif berarah Barat – Timur, diasumsikan merupakan sesar
antisintetik dari sesar menganan yang terbentuk lebih awal sebelumnya.
Selanjutnya pada Kala Awal
Holosen, terjadi perubahan arah deformasi tegasan
utama (compressi) yang relatif bearah Utara – Selatan, membentuk struktur
lipatan sinklin Ajibarang, dilanjutkan dengan keterbentukan struktur sesar awal
yang berjenis menganan, dan dilanjutkan keterbentukan sesar berjenis mengiri
yang berarah relatif Timurlaut – Baratdaya.


Keseluruhan
struktur geologi pada daerah penelitian, terjadi pada seluruh satuan batuan
pada daerah penelitian, sehingga aspek dari keberadaan struktur geologi yang
dominan pada daerah penelitian ini, mengasumsikan pada kontrol alterasi dan
mineralisasi pada daerah penelitian cendrung dikontrol oleh akibat keberadaan
struktur geologi yang merupakan zona lemah untuk keluarnya fluida hidrotermal (channelway).


kala dimana tidak terjadi pengendapan sedimen atau dengan kata lain kala itu daerah
penelitian merupakan suatu tinggian. Pada kala ini bahkan
sampai sekarang (Resen)
terjadi proses-proses erosi dan transportasi sehingga hilangnya bentukkan asli
dari bentuklahan sebelumnya menjadi tidak utuh lagi (stadia geomorfik tingkat
lanjut).
Hingga
pada akhirnya diendapkan secara tidak selaras endapan Kuarter
berupa endapan aluvial.




Gambar  Sejarah
Geologi daerah penelitian kala Miosen Awal – Pliosen Awal.












Gambar  Sejarah Geologi daerah penelitian kala Pliosen Awal – Resen



Penelitian ini dilakukan oleh Arie Wicaksono, Silahkan download filenya
dibawah ini sebagai acuan, bahan bacaan dan lainnya.